Breaking

Monday 6 March 2017

[Cerpen] Al-Jakfeni

Hei semuanya ! Kali ini ada teman kita yang akan berbagi cerita pendeknya nih. Di simak yaa..
Al Jakfeni
     Ujian sudah selesai.Warga SMP Maju Mundur lagi bersuka ria. Bukan karena nilai mereka yang bagus bagus, tetapi akan diadakannya lomba lomba kreatifitas siswa. Lomba lomba tersebut  antara lain lomba sendok kelereng, makan kerupuk, tinju dan berbagai lomba yang diadakan oleh ekskul masing masing. Misal ekskul paskibra, mengadakan lomba panjat tiang bendera. Ekskul sepak bola mengadakan lomba merajut jaring gawang. Ekskul basket mengadakan lomba mirip-miripan Yaoming. Ekskul PMR mengadakan lomba membuat adegan kecelakaan, yang paling mendekati asli, itu pemenangnya. Ekskul musik yang bekerja sama dengan ekskul tari mengadakan lomba boyband dan girlband. Terus anak anak masjid yang di pelopori oleh Agus, Budi, dan Candra juga mengadakan lomba adzan dan baca Al Quran. Tapi diantara semua lomba tersebut, yang paling dibanjiri peminat adalah lomba boyband dan girlband.

    Tiga hari sebelum lomba, Budi, dan Candra lagi nungguin meja pendaftaran di dekat masjid sekolah. Mereka tampak bermalas malasan menunggu pendaftaran lomba adzan dan baca Quran. “Dra, cuman tiga nih yang daftar, gimana ?” Tanya Budi. “Sabar, biasanya banyak yang daftar akhiran.” Jawabnya. “Kan kalo peserta lomba kurang dari 10, lomba dibatalkan menurut aturan lomba.” Kata Budi. “Optimis…optimis !!” Kata Candra.

    Keesokan harinya, Agus datang ke masjid “Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.” “Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.” Budi dan Candra menjawab lemes. Agus Tanya “Udah berapa peserta nih ?” “Cuman 3 ,itu pun yang satu mengundurkan diri, yang satunya lagi gak niat, masak dia mau ikut kalau dia yang jadi pemenangnya, kalo gak dia pindah ke lomba lain.” Jawab Candra. “Gak papa lah Dra, mungkin dari yang satu lagi bisa mancing anak anak lainnya untuk mengikuti lomba ini.” Panjang umur, si anak yang 1 lagi itu muncul “Assalamualaikum.” Dengan kemeja hitam dan celana ketat sampe kentutnya gak bisa keluar. “Waalaikumsalam Warahmatullah” Candra beramah tamah “Eh dik, gimana ada yang mau diajak gak ?” Peserta terakhir itu menjawab di luar dugaan Candra “Gini mas, Saya ingin mengundurkan diri dari lomba ini, kata teman saya, selain punya suara bagus, saya juga punya tampang yang ok, saya lebih baik mengikuti lomba boyband.” Sementara Agus, Budi, dan Candra saling melongo.

    Secara terpaksa, lomba ini dibatalkan karena tidak memenuhi kuota lomba. “Inilah anak anak jaman sekarang, kalo urusan akhirat gak mau, tapi kalo urusan dunia, semangatnya minta ampun.” Kata Agus. Candra langsung bertanya “Apa beda anak jaman dulu dengan anak jaman sekarang ?” Budi sigap menjawab "Kalo anak jaman dulu semarang udah tua, kalo anak jaman sekarang masih muda-muda." Si Agus menjawab dengan serius “Ya kamu kan tau sendiri, kalo anak jaman dulu suka bantu orang tua, kalo disuruh ngaji rajin rajin, kalo anak jaman sekarang kalo disuruh ngaji pada ngilang.” Budi ikut bicara “Kalo mereka gak ngampiri kita, kita yang ngampiri mereka, jika syiar Islam mau sampe ke mereka, maka kita harus mengikuti lomba itu.” “Lomba apaan ?” Agus heran. “Lomba boyband !” Sentak Budi penuh semangat. Agus dan Candra serentak “APPAAA!!!!”

    Di sebuah kelas, tampak Agus, Budi, Candra dan 2 adik kelas yang gak pinter pinter amat, Diman dan Faiz. Tampaknya mereka lagi latihan boyband. Membentuk pola lantai. Menggeliat, nunjuk nunjuk gak jelas sambil tersenyum sendiri ke arah tembok. Agus tampak kaku, Budi selalu miring miring kaya orange pegal linu. Diman dan Faiz selalu salah gerakan. Candra tampak sedikit menguasai gerakan. Mereka sepakat memberi nama boyband mereka dengan nama Al Jakfeni, yang diambil dari tarian khas Arab ‘Jakfen’. Hasil dari latihan pertama mereka kemarin adalah lagu…..

     Perdamaian, perdamaian………..Perdamaian, perdamaian………..
     Banyak yang cinta damai……..tapi perang semakin ramai………2x

Besuk udah lomba, siang ini latihan terakhir, tidak ada perkembangan yang terlihat. “Jadi gimana nih, kami hanya bisa begini.” Tanya Agus pada Candra. Candra hanya bisa pasrah dan istighfar.

    Ketika lomba dimulai. MC memberi sambutan untuk penonton dan memberikan pembukaan “Peserta pertama…….SMACK !!!!” Suara MC muncul tenggelam ditengah riuh tepuk tangan penonton. Beberapa cewek histeris gigit jari, beberapa agi histeris karna jarinya digigit teman sebelahnya. Seketika 7 anak laki laki naik ke atas panggung. Persiapannya matang ditunjukan dari pakaiannya yang lumayan bagus, celana ketat hitan, baju hitam dibalut jas hitam dengan topi putih. Sekilas dari kejauhan malah mirip kotoran cicak. Musik pun diputar, SMACK langsung beraksi. Teriakan makin histeris. Memang ketika di survey, SMACK menjadi unggulan teratas yang diprediksi bakal menang, membuat Al Jakfeni semakin ciyut nyali. Sebagai penutupan, SMACK melemparkan bunga ke arah penonton, seketika suasana menjadi ricuh karna ingin mendapatkan bunganya. Bukan cewek aja, cowok juga. Saling injak, saling pukul mewarnai kericuhan, untung satpam berhasil meredakan kericuhan. Dengan demikian, SMACK didiskualifikasi dari perlombaan karna dianggap membuat massa. SMACK shock berat, saling menyalahkan, hingga menjurus ke suasana Smackdown.

    MC kembali ke panggung, “Peserta selanjutnya…..Al… Jak……feni……” Bagi Al Jakfeni, panggilan itu bagaikan suara malaikat pencabut nyawa. Al Jakfeni naik panggung, cara naiknya gak banget, Budi dan Diman jatuh bergelimpangan tersandung tangga panggung. Tapi malah tepuk tangan penonton makin keras, penonton kira, jatuhnya Budi dan Diman merupakan kesengajaan yang termasuk dari seni. Candra memberi pembukaan “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT seingga kita di pertemukan di kesempatan ini dengan sehat walafi’at……” Penonton tertawa, ada yang teriak “Plizz deh, ini mau nyanyi apa mau ceramah ?” “He…he… OK….OK kami akan bernyanyi” ujar Candra.

     Perdamaian, perdamaian……….Perdamaian, perdamaian………
     Banyak yang cinta damai……… tapi perang semakin ramai……..2x

Mereka menyanyikannya bukan seperti boyband, melainkan paduan suara.

    Tampilnya Al Jakfeni di lomba boyband dan girlband memang tidak membuat mereka menjadi idola anak muda. Tapi memang bukan itu tujuan mereka, beberapa penonton menyoraki buruknya Al Jakfeni. Di balik kepolosan dan amburadulnya penampilan Al Jakfeni, ada juga yang salut ama mereka. Mereka tidak malu untuk mengajak teman sebayanya untuk lebih dekat dengan Tuhannya. Walaupun tidak jadi juara, seharusnya mereka bisa menjadi inspirasi buat kita.
Cerpen by : Dion Budi
Untuk kawan-kawan Setup 2.0 yang punya cerpen dan ingin dipublikasikan di sini, kirim cerpen kalian ke Admin yaa..

No comments:

Post a Comment